Harmony Clean Flat Responsive WordPress Blog Theme

Review Film Ex Machina 2015

00.31 Karim fauzi 0 Comments Category : , ,

Dari sudut cinematography film ini sudah memberikan tampilan visual yang menarik,yaitu menggabungkan alam dan teknologi. Ditambah penggunaan teknologi CGI atau Computer Generated Imagery sehingga semua object dan visual effect terlihat lebih nyata. Yang tidak kalah penting juga adalah Sound Effect yang ada di film ini sangat tepat dan menambah pengalaman setiap yg menonton.

Dan yang lebih penting yg akan kita bahas adalah jalan cerita film Ex Machina ini secara singkat, di dalam film ini mengangkat teknologi A.I (Artificial Intelegent) atau Kecerdasan Buatan pada sebuah object robot. dan untuk menguji semua itu di gunakan metode Turing Test pada object yg akan di ujikan, Tujuan nya adalah untuk memastikan sebuah object dapat menyadari bahwa mereka Manusia atau hanya sebuah Mesin.

Jika kita melihat dari sejarah,Turing Test telah ada sejak tahun 1950an dimana seorang Matematikawan asal Inggris Alan Turing melakukan penelitian untuk memecahkan cara kerja sebuah mesin komunikasi pada jaman perang dunia ke II. Atas penelitian tersebut terciptalah Turing Machine dan Turing Test.

Telah banyak mesin yang telah di ujikan dengan metode Turing Test ini, Hasil nya banyak mesin gagal dalam pengetesan ada pula yang berhasil. salah satuanya adalah "Eugene Gosstman" yang meyakinkan seorang penguji bahwa dia adalah seorang manusia.
Setelah itu teknologi semakin berkembang dan komputer adalah salah satuanya, semakin cepat dan pintar bahkan melebihi kepintaran manusia dalam proses menghitung dan bermain catur.

Teknologi milik Apple pun juga merupakan teknologi AI yang berhasil dan digunakan seperti sekarang oleh semua orang.

Kesimpulah nya adalah, Babak akhir logis pola pikir substitusionalis ini disebut "Strong AI" atau "kecerdasan buatan perkasa": komputer-komputer yang melampaui manusia pada setiap dimensi yang penting. Tentu saja penganut Luddisme ketakutan setengah mati atas kemungkinan itu. bahkan juga membuat penganut futurisme merasa kurang nyaman; tidak jelas apakah kecerdasan buatan yang perkasa itu akan menyelamatkan manusia atau justru menjadi petaka.

Teknologi dimaksudkan untuk meningkatkan penguasaan kita atas alam dan mengurangi ketidakpastian dalam kita. Mengbangun komputer yang lebih cerdas lebih dari manusia sesungguhnya malah mendatangkan kembali ketidak pastian. Kecerdasan buatan itu bagaikan sebuah kupon undian dengan pertarungan yang luar biasa. Kalau kita menang kita menikmati utopia kalau kita kalah, Skynet menggantikan dan menghabisi kita.

Sekarang pertanyaan nya adalah jika komputer yang makin cerdas, Teman atau Musuh?
Fauzi Makarim
30-09-2016

Daftar Pustaka : Buku Zero To One dari Peter Thiel.

RELATED POSTS

0 komentar