MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR (MANUSIA DAN KEBUDAYAAN)
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
oleh
FAUZI
MAKARIM
14114076
1KA02
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI
INFORMASI
Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penyusun bisa
menyusun dan menyajikan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini yang berisi tentang
keterkaitan manusia dengan kebudayaan. Tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Budaya
Sosial Dasar ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun
makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah
Budaya Sosial Dasar ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Depok,
13 Maret 2015
Penyusun
i
Daftar
Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH................................................................................. 1
1.3. TUJUAN PENULISAN.................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN MANUSIA............................................................................ 3
2.2. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR............................................................... 3
2.3. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA.......................................................... 6
2.4. PENGERTIAN KEBUDAYAAN.................................................................. 7
2.5. UNSUR UNSUR KEBUDAYAAN.............................................................. 7
2.6. WUJUD KEBUDAYAAN.............................................................................. 8
BAB
III: PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN...............................................................................................
12
3.2 . SARAN .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia
dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana
manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan
yang ada di daerah yang di tinggalinya.
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi
satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka
kembangankan dan kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi
kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu disebabkan
mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun
memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan
karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor Lingkungan, faktor alam, manusia
itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman budaya
tersebut Seiring dengan berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang
masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan
jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan hakikat dari manusia?
2. Apakah pengertian kebudayaan?
3. Unsur – unsur apa saja yang mempengaruhi
kebudayaan?
4. Faktor apakah yang mempengaruhi diterimanya suatu
unsur kebudayaan
baru?
5. Bagaimanakah
kaitan manusia dan budaya?
6. Bagaimana kedudukan manusia dan budaya?
1
1.3 Tujuan Penulisan
Kebudayaan dalam kehidupan manusia memegang peranan
penting dengan kebudayaan manusia merasakan adanya ketenangan batin yang tak
bisa di dapatkan dari manapun. Dengan mempelajari hubungan manusia dan
kebudayaan dapat di ketahui bahwa manusia membutuhkan kebudayaan untuk
bersosialisasi dengan mahluk yang lain. Bersosialisasi dan adaptasi sangatlah
penting bagi manusia. Kebudayaan dapat juga menjadi media penting dalam
kehidupan manusia seperti pendidikan, alat pemersatu, identitas, hiburan dan
masih banyak lagi peranan penting yang dimiliki kebudayaan.
Dalam dunia pendidikan kebudayaan adalah penunjang
yang bertujuan memperkenalkan macam-macam kebudayaan, tujuan dan fungsi
kebudayaan dalam masyarakat, dengan cara semacam ini diharapkan para generasi
penerus dapat mempelajari dan mengetahui makna kebudayaan.
Dengan membahas materi tentang kebudayaan di harapkan
dapat nenambahkan wawasan pengetahuan dan kepedulian terhadap kebudayaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia
Secara
bahasa manusia berasal dari kata “menu” (sansekerta), “mens” (latin) yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu.
Manusia
adalah mahluk yang luar biasa
kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal
diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaiut mereka berupaya untuk selaliu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya.
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaiut mereka berupaya untuk selaliu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya.
Hal tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan
kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada dirinya. Setiap
manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna
memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya.
2.2
Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian
diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau
karakter seseorang dengan
lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap
yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik
terhadap lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan
kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang
tinggi.
Dalam
berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat.
3
Seperti
di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes
dan di Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian
bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam
bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang
mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik.
Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak
boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu
suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal
tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa
timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi.
Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan
bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang
bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki
kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada
adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur.
Misalnya
bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian
khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan
tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong. Terbuka dengan
negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk
Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.
4
Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum lengkap.
Manusia sering memenuhi kebutuhannya dengan membuat
dan mencari sendiri. Namun dengan semakin meningkat kebutuhan hidupnya, manusia
membutuhkan orang lain untuk mendukung kehidupannya. Pada perkembangan
secara lebih luas dan kompleks, manusia membutuhkan tata masyarakat,
lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan negara.
Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia
menurut beberapa ahli:
NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
5
ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
2.3 Pengetian
Hakikat Manusia
Hakikat
manusia dalam pandangan ilmu sosiologi menurut Bapak Agus Comte “konsep manusia
dalam ilmu sosiologi belum sepenuhnya melihat manusia sebagai mahluk yang utuh
dan mandiri”. Comte berpendapat bahwa masyarakatlah yang menentukan individu.
Baginya manusia itu ada untuk masyarakat dan masyarakatlah yang menentukan
segala-galanya.
Comte
melihat bahwa manusia adalah non-rational. Oleh karena itu menurutnya
“individual liberty” justru akan menimbulkan bahaya bagi keutuhan masyarakat
itu sendiri. Demikian juga dalam masyarakat, tak seorangpun dapat berpendapat lain dari pada
apa yang telah diputuskan oleh golongan tertinggi masyarakat itu, yaitu “The Intellectua
Scientific Religious Group.” Ini
berarti bahwa manusia adalah hanya suatu bagian dari masyarakat.
Ia
hidup dalam masyarakat tetapi ia tidak dapat mengarahkan masyarakat sesuai
dengan keinginannya. Dalam pendidikan manusia diibaratkan suatu benda kosong
dan adalah tugas masyarakat untuk mengisinya dengan norma-norma atau
nilai-nilai yang dapat membuat masyarakat ini berbuat secara lebih terarah
dalam artian tidak menggangu sistem. Oleh karena itu Sosialisasi dalam
kehidupan manusia dipandang sangat penting. Namun bagi Indonesia, konsep
manusia yang diberikan oleh Comte sulit untuk diterima, karena konsep tersebut
terlalu memberikan porsi yang besar pada masyarakat, sedangkan individu tidak
diberi kesempatan untuk aktif melakukan kegiatan kemasyarakatan.
Pemerintah
Indonesia bertujuan membentuk manusia seutuhnya, artinya melihat manusia tidak
hanya sekedar menerima nilai-nilai masyarakat saja,
6
tetapi ia juga dapat menciptakan nilai-nilai
baru dan menyampaikannya pada masyarakat. Oleh karena itu partsipasi seluruh
rakyat dalam proses pembangunan adalah sangat penting dan diperlukan.
Melihat
situasi yang ada di atas saya dapat menyimpulkan bahwa manusia dalam hakekat
sosiologi sangat lah perlu diperhatikan dalam pendidikan karena manusia tidak
bisa hidup sendiri dan perlu untuk bersosialisasi. Kemudian manusia tidak hanya
sekedar menerima nilai-nilai masyarakat saja, tetapi ia juga dapat menciptakan
nilai-nilai baru dan menyampaikannya pada masyarakat.
2.4 Pengertian
Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—>
budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah
akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).
Dari definisi-definisi kebudayaan dapat dinyatakan bahwa inti pengertian kebudayaan
mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut :
a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif
a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif
2.5 Unsur-unsur
Kebudayaan
suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya
beberapa sistem yang
mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari
bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain.
7
semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki
oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
1. bahasa
yaitu
suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur –
unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan
sebagai gagasan sarana interaksi
2. sistem pengetahuan
yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam
suatu kebudayaan mengenai
lingkungan alam maupun sosialnya menurut
azas – azas susunan tertentu
3. organisasi sosial
yaitu keseluruhan sistem yang
mengatur semua aspek kehidupan masyarakat
dan merupakan salah satu dari unsur
kebudayaan universal
4. sistem peralatan hidup dan tekhnologi
yaitu rangkaian konsep serta aktivitas
mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan
penggunaan sarana hidup manusia dalam
kebudayaannya
5. sistem mata pencarian hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dalam konteks kebudayaan
6. kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan
dari hasil kebudayaan serta
memiliki nilai dan makna yang mendukung
eksistensi kebudayaan tersebut
7. sistem
religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam
gaib, aktivitas upacaranya serta sarana
yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia
dengan kekuatan alam gaib
2.6 wujud kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga: Gagasan, Aktivitas, dan Artefak.
1. Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya yang sifatnya
abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
8
Jika
masyarakat
tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan
dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia
lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati
dan didokumentasikan.
3. Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal
yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara
ketiga wujud kebudayaan.
C. Kaitan Manusia Dan Budaya
Manusia sebagai perilaku kebudayaan ya’ni dapat dipandang setara yang
Manusia sebagai perilaku kebudayaan ya’ni dapat dipandang setara yang
dinyatakan sebagai dialektis, proses
dialektis tercipta melalui tiga tahap:
1. Eksternalisasi, proses
manusia mengekspresikan dirinya dalam membangun
dunianya
2. Obyektivitas, proses
msyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan yang
terpisah dari manusia dan berhadapan
dengan manusia
3. Internalisasi, proses
masyarakat disergap kembali oleh manusia, yakni manusia
yang
mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat idup dengan baik
D. Kedudukan
Manusia Terhadap Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki hubungan yang sangant erat kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakaannya setiap saatnya merupakan sebuah kebudayaan.
Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki hubungan yang sangant erat kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakaannya setiap saatnya merupakan sebuah kebudayaan.
9
Berikut ini
adalah 4 kedudukan manusia terhadap kebudayaan:
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
D. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan
buatan manusia
10
10
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi
realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata
sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan
adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang
dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya
merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan
tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya
B. Saran
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu
kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita
harusnya mampu untuk terus dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai
manusia
12
DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI
http://nudistaku.blogspot.com/2013/10/makalah-hubungan-manusia-dan-kebudayaan_6.html
http://wpcatur.wordpress.com/2012/11/20/pengertian-kebudayaan-unsur-unsur-kebudayaan-dan-wujud-kebudayaan/
13
0 komentar